Informasi Peneting !

"Orang yang tak pernah membuat kesalahan, maka tak akan pernah mencoba sesuatu yang baru." - Albert Einstein

Senin, 30 Maret 2020

PERLUKAH GEREJA DI MASA YANG AKAN DATANG ?


Oleh: 
St. Torus Manuntun Nababan, S.Pd., M.Pd

Dampak Virus Corona Covid-19 semakin meluas. Hampir semua area merasakan dampaknya. Salah satunya adalah ibadah Hari Minggu. Sebagian gereja, baik di Indonesia maupun luar negeri sudah tidak lagi mengadakan pertemuan bersama di gedung gereja. Mereka mulai melakukan ibadah secara online (live streaming atau recorded sermon). Beberapa menawarkan beberapa opsi ibadah yang beragam sekaligus, tergantung pada preferensi jemaat masing-masing.
Fenomena ini menimbulkan pro dan kontra. Sudah banyak jemaat, hamba Tuhan, gereja maupun sinode yang menanyakan pendapat saya tentang hal ini. Gereja saya, HKI Paniaran, juga menggumulkan isu yang sama, bahkan di gereja kami karena penduduknya mayoritas petani dan berpengehasilan menengah ke bawah, ibadah gereja di lakukan di rumah tanpa online dan tata ibadah yang tidak jelas, sehingga membuat ibadah tersendiri sesuai dengan kebutuhan rohani masing-masing.
Apakah ibadah boleh ditiadakan hanya gara-gara sebuah wabah? Perlukah ibadah konvensional (secara tatap muka) tetap dipertahankan? Bagaimana pandangan Alkitab tentang hal ini?
Di tengah situasi seperti ini, gereja-gereja seharusnya terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata. Bukan hanya slogan-slogan rohani yang menguatkan hati, tetapi sebuah langkah konkrit. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh gereja. Salah satunya adalah mengkaji ulang pengadaan ibadah konvensional. Saya meyakini bahwa upaya ini tidak melanggar firman Tuhan.
Pandemi Covid-19 mendapatkan perhatian dari pimpinan organisasi keumatan. Melihat perkembangan situasi dan kondisi penyebaran virus korona baru penyebab penyakit itu,  Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Minggu (15/3/2020), menyarankan kepada semua gereja agar mempertimbangkan alternatif persekutuan dan ibadah dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi digital dengan mengembangkan e-church. Bagaimana dengan umat yang di pedesaan ? yang tidak memiliki media sosial, elektronik dan media lainnya yang berhubungan dengan teknologi.
Kehadiran Internet memberi pengaruh yang luar biasa bagi umat manusia tidak terkecuali bagi gereja. Gereja tidak menolak atau menentang internet. Justru gereja sangat menyambut baik kehadiran internet asalkan digunakan dengan baik dan bijak untuk kepentingan umat. Kehadiran media komunikasi berbasis internet memang memudahkan gereja untuk berkomunikasi dan berelasi dengan angota-anggotanya dengan membentuk berbagai media group yang dapat menyampaikan informasi sangat cepat. Dengan media ini relasi terjalin dengan baik, semua informasi tidak satu pun yang tertinggal. Renungan, refleksi, dan sharing semua di tersampaikan melalui media tersebut, bahkan hampir semua gereja di dunia ini membuat website, akun youtube, instagram, facebook, dan media lainnya.
Dengan mengakses media sosial yang ada saat ini semua umat menerima semua informasi begitu saja tanpa diuji validitasnya atau sering disebut (Hoax). Tidak semua informasi yang terdapat di media sosial berisikan kebenaran. Ada akun palsu yang dirancang sedemikian rupa menyerupaia akun asli (inilah strategi iblis memanfaatkan kepintaran mausia). Dengan keberadaan media ini akan meninabobokan/memanjakan umat seakan Gereja menarik diri dari hubungan yang sebenarnya, ahirnya gereja tidak memiliki hubungan emosianal dengan umat. Jika pada masa yang akan datang dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, gereja tidak berperan secara nyata (kontak fisik) dengan umatnya kami tidak bisa bayangkan peradaban yang bagaimana akan muncul di dunia ini.
Menurut beberapa hamba Tuhan, fungsi gereja adalah:
1. Penginjilan
Pokok yang ditekankan dalam dua kisah kata terakhir Yesus ketika berbicara kepada murid muridnya ialah penginjilan. Dalam Matius 28:19, Yesus mengatakan panggilan dan jadikan sekalian bangsa murid-Ku. Dalam Kisah 1:8 Ia berkata, kamu akan menerima kuasa kalau roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Hal ini merupakan perintah terakhir yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Panggilan mengabarkan Injil merupakan perintah. Setelah para murid menerima Yesus Kristus sebagai Tuhanda tunduk kepada-Nya sehingga harus selalu mentaati semua perintah yang diberikan oleh-Nya.

2. Pembinaan
Fungsi utama gereja yang kedua ialah pembinaan orang-orang percaya. Sekalipun Yesus lebih menekankan penginjilan, namun secara logis (pembangunan) orang-orang percaya juga merupakan kegiatan utama. Paulus berkali-kali berbicara tentang pembinaan tubuh Kristus (Efesus 4:12), misalnya Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan berbagai karunia kepada Gereja. Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:12). Setiap orang percaya hendaknya bertumbuh serupa dengan Kristus yang dari pada-Nyalah seluruh tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Kemampuan untuk membina merupakan kristeria yang melalui-Nya semua kegiatan, termasuk kemampuan. Bicara dapat diukur, Paulus mengemukakan unsure pembinaan misalnya, dia mengatakan, siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, Ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat. Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orangyang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya sehingga jemaat dapat dibangun (1 Korintus 14:4-5). Pentingnya pembinaan orang lain dalam rangka karunia-karunia yang kontraversial. Perhatikan bahwa pembinaan harus saling membangun yang dilakukan oleh anggota semua tubuh Kristus.
3. Penyembahan
Kegiatan gereja lain adalah penyembahan. Sedangkan pembinaan berfokus kepada jemaat serta menguntungkan jemaat. Penyembahan berfokus pada Tuhan. Gereja mula-mula bertemu untuk menyembah Dia pada saat tertentu, suatu kebiasaan yang diperintahkan dan dianjurkan oleh Rasul Paulus sendiri; Ibrani 10:25, supaya berkumpul untuk mengadakan ibadah sebagaimana biasa dilakukan oleh beberapa orang, penyembahan yang diutamakan adalah Allah. Menyembah, memuji dan memuliakan Allah, merupakan kegiatan yang biasa dalam perjanjian lama, sebagaimana dapat dilihat khususnya dalam kitab Mazmur. Memang tepat bagi gereja yang adalah milik Allah untuk memuji dan memuliakan Allah. Dalam aspek ini dari kegiatan penyembahan, gereja memusatkan perhatiannya pada siapa dan apa Allah itu bukan memuaskan penasarannya sendiri.
4. Sosial

Jelas sekali menunjukkan keprihatinan terhadap mereka yang hidup serba kekurangan dan yang menderita Yesus menyembuhkan orang sakit dan kadang-kadang membangkitkan orang mati. Apabila gereja ingin melanjutkan pelayanannya maka gereja akan terlibat dalam pelayanan kepada orang-orang yang hidup serba kekurangan dan yang menderita, bahwa Yesus mengharapkan gereja juga terlibat dalam pelayanan orang yang hidup serba kekuranmgan dan menderita. Lukas 10:25-27, Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada seorang ahli Taurat yang sudah mengerti bahwa untuk memperoleh kehidupan kekal seorang harus mengasihi Allah dan mengasihi sesame manusia seperti dirinya sendiri. Namun ia tidak tahu siapa yang di maksud dengan sesamanya manusia. Ketika menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut Yesus juga menerangkan cara seseorang mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Orang Samaria yang baik hati tersebut sekalipun tidak ikut menyerang orang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho namun ia rela memperhatikan korban perampokan itu bahkan mungkin sekali sampai menanggung biaya perawatannya. Karena kasih terhadap sesama berkaitan erat terhadap kasih terhadap Allah sehingga melibatkan perbuatan seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik hati tersebut, gereja juga harus terbeban dan prihatin mengenai penderitaan dan kebutuhan dunia ini.Matius 25:31-36, Yesus menegaskan tentang kesungguhan iman seorang Kristen dalam penyatuan iman setiap hari berhubungan dengan keprihatinan sosial tentang perbuatan kasih. Ulangan 10:17-19, keprihatinan terhadap anak yatim, perempuan janda serta perantau asing, Yakobus 1:27, janda-janda yatim piatu, Yakobus 2:15-17, demikian juga halnya dnegan iman: jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. I Yohanes 3:17-18, barangsiapa mempunyai harta duniawi danm melihat saudaranya yang menderita kekurangan tetapi menutupi pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap dalam dirinya? Anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Gereja harus sanggup menunjukkan keprihatinan sosial serta mengambil tindakan apabila diperlukan, yaitu ketika terjadi kekurangan, penderitaan atau ketidakadilan. Memang ada pendangan mengenai bagaimana hal tersebut dilaksakan. Dalam kasus tertentu, gereja hanya akan bertindak untuk mengurangi penderitaan akibat penyakit atau kekurangan. Gereja haru melakukan banyak hal dalam rangka keprihatinan sosial.
Dengan fungsi gereja di atas, apakah media internet dapat melaksanakan tugas tersebut? Harapan kami gereja masa kini tidak terfokus pada pemanfaat media yang ada melainkan kepada pelayanan gereja yang sesungguhnya yang dapat dirasakan langsung oleh umat. Jika semua hamba Tuhan hanya berfokus pada penyampaian informasi dan khotbah melalui jaringan media internet kami kuatir peradaban manusia di masa yang akan datang akan bergeser sebagaimana Robot bekerja tanpa ada rasa dan kasih. 
Ditengah wabah virus corona yang melanda saat ini, harapan kami Gereja dan para hamba Tuhan mencari alternatif lain yang dapat menghidupkan gereja di rumah umat. Syaloom. Tuhan memberkati.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar